-
Kota Bekasi | BNRI NEWS
RS. Helsa adalah rumah sakit tipe C di Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, telah dilaporkan kepada Lurah dan tokoh setempat sebagai penerlantar pasien warga RT 05/RW 07 Kelurahan Jatirahayu bernama Eviani Diah Putri yang dianggap sebagai salah satu penyebab hilangnya nyawa.
Dengan sigap Lurah Jatirahayu H. Ferry Prihadi Kurniawan memanggil management RS yaitu dr. Miranda selalu direktur untuk memberikan klarifikasi hari ini Rabu (15/06)
Acara bertempat di Aula Kelurahan Jatirahayu.
Turut hadir pada temu mediasi klarifikasi dua anggota dewan Sodikin dari Fraksi Partai Demokrat dan Heri Purnomo dari FPDIP yg membidangi kesehatan. Juga ikut hadir Camat Pondok Melati Heni Setiowati, Kepala Puskesmas dr. Riris Aruan. Lurah dan Para Ketua Rw dan Rt.
Sempat terjadi ketegangan saat Keluarga korban menceritakan kronologis kejadian dan beberapa hadirin meneriakan kegeramannya.
"Ini harus dilakukan investigasi agar kejadian tidak berulang karena berpotensi melanggar undang undang kesehatan, kan sesuai SOP semua rumah sakit baik Pemerintah atau swasta berkewajiban melayani warga yg berobat tidak boleh menolak dengan alasan apapun. " demikian dikatakan Sodikin Dewan dari Demokrat.
Lain halnya Heri Purnomo Dewan PDIP menegur keras RS Helsa yang dianggap sudah sering mengecewakan pasien.
"Banyak aduan warga ke saya tentang RS Helsa dan sudah 2 kali RS ini dapat teguran. Nanti saya akan panggil Kadinkes untuk adakan investasi Kamis ini" pungkas Heri memastikan.
Dr. Miranda direktur RS, sempat menjelaskan kronologis bahwa sebenarnya pasien sudah ditawari kursi roda namun karena si pasien Eviani Diah Putri yang karena sudah pingsan dan berbadan besar sehingga ditolak oleh keluarga. Miranda juga menjelaskan bahwa saat kejadian memang RS dalam kondisi penuh.
Miranda katakan "saya Terima masukan dan kritikan dari Bapak Ibu semua sebagai bagian dari upaya perbaikan kedepan nya".
Namun cecaran bernada kecewa terus berlangsung dari Haris Setiawan Ketua RW 07 yang juga pernah alami kekecewaan terhadap RS saat membawa anaknya berobat.
Dia mengancam akan mengerahkan warganya demo apabila penanganan permasalahan ini tidak ada kejelasan.
Suasana menjadi lebih tenang saat Camat berikan jaminan kepada peserta mediasi. "Mohon tunggu para pihak terkait melakukan investigasi dengan serius, percayakan kepada aparat yang berwenang"
Demikian nasehat Camat kepada hadirin yang agak masih tegang.
Akhirnya semua sepakat untuk melihat kedepan dengan saling berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.
Beberapa tokoh sempat membisikkan kepada Sang direktur RS dengan santun, untuk jangan pernah lagi rumah sakit menolak pasien, harus ditangani dulu sebagai emergency care baru kemudian urus administrasi nya. Seperti nya sang dokter mengiyakan permintaan tersebut.
"Intinya atas masalah ini saya minta maaf karena dianggap belum dapat memberikan pelayanan yang memuaskan keluarga, tapi kedepannya RS Helsa akan membenahi diri untuk lebih baik" Demikian dikatakan Miranda saat jumpa pers dengan para pewarta.
(Taufik)