• Jelajahi

    Copyright © BNRI NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Masa Panen Petani Cabe Dawarblandong Mojokerto Telah Berlalu, Kini Harga Cabe Meroket

    Jumat, 10 Juni 2022, 19:02 WIB Last Updated 2022-06-10T12:03:43Z
    -
    -


    Mojokerto | BNRI NEWS 

    Meskipun si pedas harganya semakin meroket dalam sepekan ini, tidak membawa dampak yang menguntungkan bagi para petani cabe di Dawarblandong Mojokerto, karena masa panen cabe telah berlalu.

    Tingginya harga cabai rawit di pasaran akibat pasokan cabe semakin menipis karena untuk memenuhi kebutuhan pasar, sebagian para petani cabai di Kecamatan Dawarblandong hanya bisa mengais sisa hasil panen mereka untuk di jual kembali.

    Menurut salah satu petani cabe,  Rukan (50 th) dari Desa Brayublandong, Kecamatan Dawarblandong, ia dan istrinya sudah melakukan  15 kali panen dalam lima bulan terakhir, sekarang tinggal sisa-sisanya panen kemarin.
    "Cabe yang ada di ladang kami tinggal sisanya saja, kami kais-kais hasilnya ga seberapa," ujar Rukan (Jumat, 10/6/2022)

    Masih menurut Rukan, nasib para petani cabe di daerahnya belum beruntung, dimana  saat harga cabai di pasaran merangkak naik hingga tembus harga Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu, mereka hanya bisa mengais sisa-sisa masa panen yang sudah lewat. Hasilnya pun hanya mencapai 1 sampai 2 kilogram saja.
    "Sisa-sisa panen lombok ini dihargai petani dari kisaran harga Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Paling mahal waktu masa panen cuman Rp 38 ribu per kilogram di bakul. Sekarang tembus Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu an,” sambung Rukan

    Untuk diketahui, Kecamatan Dawarblandong  merupakan sentra petani cabai rawit yang pada bulan Juni biasanya sudah masuk persiapan masa tanam baru.


    Senada dengan Rukan, petani cabe lain Suharti (48 th) petani dari Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong  juga mengais sisa panen cabai di lahan seluas 20×40 meter persegi miliknya. Hanya saja dirinya memilih mengkonsumsinya secara pribadi.
    “Sudah habis panennya. Ini sisa yah buat sambel saja. Eman sih, pas harga tinggi, malah gak berbuah sudah cabainya,” kata Suharti.

    Sementara itu, menurut Ahmad Faisol, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, fenomena meroketnya harga cabai saat ini disebabkan minimnya pasokan cabai diberbagai daerah termasuk Di Kabupaten Mojokerto.
    “Jadi saat ini petani masih dalam masa persiapan masa tanam. Mulai menyemai benih Juli, dan masa tanam pada Oktober-November nanti,” jelas Ahmad Faisol

    (Nanang H)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini