• Jelajahi

    Copyright © BNRI NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Bupati Mojokerto Belum Tetapkan KLB PMK, Tunggu Pemerintah Pusat

    Rabu, 11 Mei 2022, 20:29 WIB Last Updated 2022-05-11T13:29:28Z
    -
    -

    Bupati Mojokerto Menyaksikan Langsung Penyemprotan di Kandang Sapi Milik Peternak


    Mojokerto | BNRI NEWS

    Para peternak di Kabupaten  Mojokerto merasakan keresahan akibat penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyerang ratusan hewan ternak sapi mereka. 

    Sementara itu Pemkab Mojokerto belum berani menetapkan KLB penyakit PMK tersebut, dan masih menunggu ketetapan dari Pemerintah Pusat untuk menetapkan kejadian luar biasa (KLB) pada hal sudah 10 ekor sapi mati akibat wabah ini.

    Menurut Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati  menyampaikan, sejauh ini Pemkab Mojokerto masih menunggu intruksi lebih lanjut dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Dirjen Peternakan Kementrian Pertanian (Kementan) RI untuk penetapan KLB.
    "Status (KLB) PMK kami masih menunggu status resmi. Karena yang mengeluarkan status bukan dari daerah tapi kementrian Pemerintah Pusat," kata Ikfina Fahmawati, Rabu (11/5/2022).

    Lebih lanjut Ikfina mengungkapkan, dari data yang diterima pihaknya, jumlah sapi di Kabupaten Mojokerto yang terinfeksi PMK saat ini mencapai 622 ekor. Jumlah itu mengalami kenaikan yang cukup drastis selama dua hari belakangan ini, yakni sekitar 50 persen.
    Saat ini di kabupaten Mojokerto ada 51.300 sapi potong, yang terserang 622 pertanggal ini dan yang mati 10 ekor," kata Ikfina.

    Masih menurut Ikfina, jenis virus RNA yang menyerang ratusan ekor sapi di Mojokerto ini serotif mortalitasnya rendah. Hal itu mengacu pada angka kematian yang masih tergolong minim dibandingkan jumlah populasi sapi yang terinfeksi.
    "Jadi kalau yang terinfeksi langsung mendapatkan penangan, disuntik obat kemudian diberi vitamin, kondisinya akan lebih baik. Teman-teman kepolisian juga melakukan penyekatan di perbatasan-perbatasan wilayah," sambung Ikfina.

    Pemkab Mojokerto lanjut Ikfina, sudah mengambil berbagai langkah-langkah cepat guna menekan penyebaran virus PMK. Di antaranya melakukan penutupan 6 pasar hewan di Kabupaten Mojokerto. Selain itu juga penyemprotan disinfektan di sejumlah pasar-pasar hewan.
    Kita berusaha mengerem proses pemularan ini sambil juga segera melakukan identifikasi dan pemetaan dari kelompok ternak yang ada di Mojokerto. Karena penyakit ini punya masa inkubasi sampai dua minggu," jelas Ikfina.

    Selain itu, Ikfina mengaku sudah mengintruksikan ke Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto untuk turun ke peternak-peternak guna melakukan pendataan dan pengecekan sapi secara berkelanjutan. 
    Ia juga mengimbau kepada para peternak untuk segera melaporkan jika ada temuan indikasi sapi tertular PMK.

    Tim dari dinas Pertanian Mojokerto sudah turun untuk menyampaikan informasi ke semua kelompok ternak. 
    "Untuk sapi yang telah terinfeksi kita berikan pengobatan agar bisa sembuh," ungkap Ikfina.

    Sejauh ini, Ikfina memastikan jika stok daging yang di Kabupaten Mojokerto masih aman. Sebab masih banyak sapi siap potong yang tidak tertular PMK. 
    "Perhari kita butuh penyembelihan perhari itu sekitar 2000 ekor, kita punya 51.000 dan masih cukuplah untuk masa inkubasi ini. Tentunya kita akan berfikir jauh, kalau tingkat kesembuhan tinggi masih ya kita tidak perlu khawatir," jelas Ikfina.

    Tak hanya itu, Ikfina juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir, sebab virus PMK tidak menyerang pada manusia. Selain itu juga pihaknya sudah berkoordinasi dengan rumah potong hewan dan dipastikan sapi yang dipotong dalam kondisi sehat.
    Yang jelas tidak perlu khawatir karena tidak menyerang ke manusia dan virus yang tingkat mortalitasnya rendah. Kita berusaha selama masa inkubasi ini bisa mengendalikan penyebaran virus ini," pungkas Ikfina. 

    (Nanang H)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini