-
Klaten | BNRI NEWS
Mayoritas warga Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah menekuni profesi usaha angkringan secara turun-temurun. Melalui usaha angkringan, lebih dari 600 keluarga di Desa Ngerangan terbantu dari segi perekonomiannya.
Hidangan kampung ala angkringan dengan ciri khas menu nasi kucing, serta tiga ceret nangkring di atas anglo yang berisi arang membara kini sudah menjamur di berbagai wilayah di Jawa Tengah dan sekitarnya meskipun warung-warung modern bermunculan.
Guna menegaskan cikal bakal angkringan diciptakan warga Ngerangan, Pemerintah Desa mendirikan Monumen yang berdiri di salah satu pintu masuk Desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Gunungkidul DIY. Monumen didirikan pada bulan Februari tahun 2020 dan diresmikan oleh Bupati Klaten Hj Sri Mulyani. Warga dan pemerintahan Desa menjadikan angkringan sebagai ikon Desa mereka.
Ditemui Bnri News Salah satu warga Desa Ngerangan yaitu Narno (42) yang selama 13 tahun berprofesi sebagai penjual angkringan menyebutkan bahwa dalam satu hari, penjual angkringan bisa meraup keuntungan hingga ratusan ribu. Narno menyebutkan bahwa usaha angkringan sejak dulu telah menjadi roda penggerak perekonomian warga setempat.(11/10/2021)
Warga sebagai produsen gerobak pun tak kalah menjajikan peminatnya untuk harga gerobak, untuk bangku pikul kita jual dengan harga berkisar 2,5 – 3 juta rupiah, untuk gerobak dorong lengkap dengan peralatannya harganya mulai dari 3,5 juta rupiah pasar kita sudah nasional. Terang Narno
Alfian Aziz