• Jelajahi

    Copyright © BNRI NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Bootcamp Caleg Muda Batch 2 Oleh TurunTangan: Belasan Peserta Dapat Tips dan Trik untuk Membangun Konstituen dalam Memperbesar Peluang Kemenangan

    Redaksi
    Sabtu, 15 Juli 2023, 18:47 WIB Last Updated 2023-07-15T11:48:06Z
    -
    -


    Jakarta | BNRI NEWS

    Hari kedua Bootcamp Caleg Muda batch 2 oleh TurunTangan diselenggarakan pada Kamis (14/7/2023). 14/07/2023. Pelatihan dibagi menjadi 4 sesi dengan mengundang narasumber yang memiliki pengalaman serta telah jadi praktisi politik selama bertahun-tahun. 

    *Sesi 1*

    Pada sesi pertama, materi ‘Representasi dan Kapasitas Politik’ dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ilmu Politik Universitas Indonesia, Hurriyah. Menurutnya representasi terdapat dua makna, konsep perwakilan (caleg) dan keterwakilan (aspirasi). Berkaitan dengan hal itu, berbicara mengenai legislatif di Indonesia terdapat perwakilan kursi-kursi di legislatif, tapi keterwakilannya minim.  

    “Fungsi seorang wakil adalah mengelola aspirasi bukan hanya mengumpulkan aspirasi. Mengelola aspirasi tergantung dari partainya dan komisinya harus matching. Oleh karena itu, penting untuk memiliki ikatan dengan konstituen,” ujar Hurriyah saat pemaparan materi. 

    Selain itu, Hurriyah menambahkan bahwa saat seseorang memilih nyaleg sebagai jalan karirnya ia harus memahami bahwa kerja politik itu harus dilakukan, baik sebelum maupun sesudah Pemilu. 

    “Kerja politik itu bukan lari sprint, tapi lari marathon. Maka perlu dibangun dari lama dan memerlukan nafas panjang,” ucapnya. 

    Membangun konstituen menjadi hal penting yang harus segera dikerjakan oleh caleg untuk memperbesar peluang kemenangan. Terutama para caleg juga harus mendokumentasikan karyanya karena politik itu dinilai karena performanya atau hasil karyanya. Jadi penting untuk publik mengetahui hal itu agar lebih bisa mengenal calegnya. 

    “Kerja-kerja politik tidak hanya bisa dilakukan pada periode kampanye. Banyak caleg yang sudah terpilih tapi di periode berikutnya tidak terpilih karena tidak membangun konstituen. Masyarakat cepat lupa dengan pejabat oleh karena itu ketika terpilih perlu membangun ikatan dengan konstituen,” tutur Hurriyah. 

    Di hadapan 17 peserta Bootcamp Caleg Muda batch 2, Hurriyah menekankan para peserta harus menjunjung tinggi kolaborasi antar anak muda agar bisa maju bersama-sama dengan hasil yang maksimal.

    “Kerja-kerja politik harus membiasakan berkolaborasi karena kalau kerja sendiri cape iya dan hasilnya minim,” tutup Hurriyah.

    *Sesi 2*

    Sejalan dengan materi yang didapatkan pada sesi 1, sesi 2 materi tentang Political Mapping & Targeting yang disampaikan oleh Hafid. Ia menyampaikan bahwa dalam menentukan segmentasi yang dibutuhkan adalah data. Dari segmentasi tersebut akan menentukan value yang bisa dibawa oleh para caleg. Selain itu, ia menyampaikan adanya perbedaan gen z dan politisi tua dalam mengambil keputusan. 

    “Perbedaan gen z dan politisi tua yaitu di soal pengambilan keputusan politik. Politisi tua didasarkan pada intuisi karena sudah lama berlayar di politik. Kelebihan politisi muda yaitu scientific, seperti political science dan data driven politics,” ujar Hafid.

    Dalam pendekatannya pun kedua kaum ini memiliki perbedaan besar yang harus disesuaikan. Kuncinya ketika menyasar anak muda para caleg perlu menyesuaikan jangan memposisikan berhadap-hadapan (binary). Ciri khas anak muda, yaitu tidak mau ada pakem. Namun, paling tidak konsep dasarnya perlu berbaur dengan anak muda sehingga bisa dilakukan profiling anak muda. Untuk konsep pencalegan, disarankan untuk mencari asosiasi yang cocok dan dekat dengan dirinya. 

    “Jika dicari konsep pemenangan pencalegan maka cari asosiasi yang terbesar dan cari yang cocok dengan pribadi dan jangan sampai merubah karakter diri. Berharap menang dengan modal finansial itu bullshit karena terdapat faktor faktor tertentu yang tidak pasti,” lanjutnya.

    *Sesi 3*

    Dalam suatu kontestasi politik, tren relawan politik mulai bermunculan. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif TurunTangan Periode 2017-2019, Angger Sutawijaya saat mengisi sesi 3 Bootcamp Caleg Muda batch 2 yang bertema Relawan Politik. Kemunculan relawan politik, seperti Projo dan Teman Ahok, akibat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai pada tahun 2012. 

    Tren relawan tersebut menggeser dari yang awalnya seseorang mendukung partai, tetapi langsung bisa mendukung calegnya. Kedekatan yang terbentuk tersebut memudahkan pemilih untuk memberikan nasihat.
    Angger menjelaskan tujuan ideal pelibatan relawan politik terutama anak muda karena ide-ide generasi tua mulai monoton. Pelibatan tersebut bisa dilakukan dengan pendekatan melalui komunitas karena itu lebih baik ketimbang pendekatan partai politik. 

    Dalam merekrut relawan politik, Angger menekankan kepada poin untuk mencari relawan berdasarkan value ketimbang pragmatis. 

    “Yang pragmatis itu banyak, tapi ada juga yang bergerak based on values yang sama dengan kita. Pertanyaannya seberapa kuat kita untuk mengelola si pragmatis ini? Lihat kekuatan diri, kalau tidak sanggup pasti mental. Lagi-lagi pertandingan politik itu tentang value dan visi. Jangan sampai dirusak dengan pragmatis, seperti sebar uang saja,” ujar Angger.

    Ia menyampaikan bahwa ketika pertama kali merekrut relawan pendekatan yang dilakukan melalui pragmatik atau uang, seterusnya ketika ada masalah keuangan akan mengurangi loyalitas relawan. Tambahan pula, Angger menegaskan wilayah politik itu soal nilai. 

    “Yang membuat orang apatis itu bisa jadi karena kita sendiri. Masyarakat itu refleksi dari kita yg ketika menghadapi masalah sangat transaksional dan pragmatis, sehingga visi misi harus terus-menerus diulang-ulang,” tuturnya.

    Berbicara tentang relawan investor, Angger menitikberatkan pada para caleg agar tidak menjadikan relawan tersebut sebagai satu-satunya investor terbesar. Ketika menjadikan seseorang sebagai investor terbesar akan mengakibatkan tidak adanya kebebasan caleg saat memimpin.

    "Relawan investor ambil, tapi jangan jadikan dia pemegang saham terbesar, supaya bisa diatur. Jangan seolah-olah ada dia adalah juru penyelamat. Kalau lu menang, dia bisa-bisa dia yang jadi anggota DPR, padahal kita yg berdarah-darah. Maka buat dia bukan satu-satunya investor utama. Caranya bikin iuran publik sehingga ia merasa tidak memiliki sepenuhnya," tutup Angger saat mengakhiri sesi tersebut. 

    *Sesi 4*

    Setelah para peserta mendapatkan pengetahuan kepemiluan, penting bagi mereka untuk tahu strategi dan perolehan pengawalan suara. Materi ini diisi oleh Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino.

    Wibi membagikan 3 strategi: kampanye push marketing (mendorong orang melakukan sesuatu), pull marketing (intrapersonal), dan pass marketing (menggunakan tokoh agama/influencer/orang ketiga). Sementara itu, model kampanye yang ia yakini masih sangat efektif untuk digunakan, yaitu door to door campaign. 

    “Model kampanye yaitu ada door to door campaign dan berdialog satu sampai dua rumah dengan deep talk,” ujar Wibi. 

    Ketika mengalami kekalahan, ia pun menyarankan untuk selalu berpijak pada diri sendiri dan tidak mengandalkan orang lain. Selain itu, saat mengalami kegagalan terkadang kita membutuhkan mentor untuk bangkit dari kegagalan. 

    Selain itu, untuk pemilih gaib atau mengantisipasi kecurangan ia menyikapi dengan penuh kehati-hatian dengan mulai memperhatikan data saksi, kerja sama dengan TPS, Bawaslu, dan intel. Sebagai penutup sesi ia berpendapat mengenai etika politik. 

    “Sebagai pendidik, rakyat harus menjadi lebih baik bukan malah hancur,” tutupnya. 


    __________

    TurunTangan menggelar Bootcamp Program Caleg Muda batch 2, pada 13-15 Juli 2023, di Hotel All Sedayu, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebanyak 17 peserta dari berbagai partai politik mengikuti kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai calon legislatif.

    Para peserta yang hadir berasal dari lintas partai, di antaranya: Demokrat, PKS, Partai Buruh, Golkar, Gelora, PSI, NasDem, dan Perindo. Bahkan, beberapa peserta berasal dari luar pulau Jawa, seperti Aceh, Bengkulu, dan Kepulauan Riau.


    (Elin) 
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini