• Jelajahi

    Copyright © BNRI NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Tarawih 13 Rakaat dan Suasana Sholat Tahajjud di Masjidil Haram

    Redaksi
    Rabu, 12 April 2023, 11:28 WIB Last Updated 2023-04-12T04:28:44Z
    -
    -


    Makkah | BNRI NEWS


    Dari hari ke hari jama'ah yang datang ke Masjidil Haram semakin banyak. Masyarakat setempat menyatakan bahwa jumlahnya jauh melebihi jema'ah haji tahun lalu bahkan ada yang memperkirakan jumlahnya 3 kali lipat. 

    Kami pun yakin jumlahnya segitu karena hampir semua sudut Masjidil Haram terisi manusia bahkan area yang masih dalam tahap pengerjaan pun terisi jema'ah yang penting ada yang ditempati sujud. Yang terlambat terpaksa bentang tikar di terowongan jarwal. 
    Bagi yang tidak bawa pengalas harus rela celana dan dahinya dipenuhi debu. 

    Pada malam 21 ramadhan ini merupakan puncak dari hari2 hari sebelumnya entah bagaimana lagi kondisi malam malam  berikut terutama malam 25 dan 27 ?. Kami harus datang lebih pagi yang penting sudah gosok gigi dan mandi selepas shalat subuh lalu harus bergegas kembali untuk ambil tempat dan jangan bergeser lagi sampai malam. Bekal untuk buka dan sahur sekalian sudah harus ada di ransel, karena bergeser sedikit tempat langsung diisi orang lain apalagi sulit menerobos lautan manusia butuh waktu 2 jam untuk ambil makanan di hotel atau beli di restoran.

     Saat ini kami berada di lantai 3 area perluasan yang bentuknya mirip teater, artinya tempat shalat out door bertingkat kearah belakang sampai 4 lantai di mana area pelataran dan lantai bawah terlihat dari seluruh lantai. Letak persisnya yaitu di kiri kanan terowongan kembar jarwal atau di kiri kanan emergency hospital. Area ini favorit karena relatif tenang tidak banyak orang lalu lalang, tempat wudhu dan air zam tersedia di belakang yang sangat dekat dengan jema'ah dan ada toilet di lantai 3. Toiletnya bersih dan tidak antri. Kami tidur di sini semalaman dengan beratapkan langit. Baru kali ini kami tidur di udara terbuka tanpa masuk angin. Alhamdulillah cuaca bersahabat sampai sekarang suara belum berganti nada. 

    Ada yang bertanya bagaimana rasanya ikut taraweh 23 rakaat di Masjidil Haram ?. Ternyata jumlah rakaat tidak sebanyak itu. Jumlah raka'atnya berkurang setengahnya yaitu tinggal 10 raka'at ditambah 3 raka'at witir 2 rakaat di diakhiri dengan 1 rakaat sebagai penutup. Jadi total 13 rakaat. Bacaannya pun agak cepat dan ayat yang dibaca tidak terlalu panjang kira kira satu halaman per rakaat. Yang panjang biasanya adalah doa Qunut pada 1 rakaat witir terakhir.

    Bagaimana dengan shalat tahajjud ? Apakah di Masjidil Haram juga diadakan shalat tahajjud secara berjama'ah ?. Yah ada dilaksanakan pada jam 01.00 tengah malam berakhir jam 02.00. Dilaksanakan pada 10 hari terakhir bulan ramadhan. Komposisinya adalah 10 rakaat shalat tarwih tanpa witir. Shalat Isya dimulai jam 21.00 kemudian langsung dilanjutkan dengan shalat witir biasanya selesai jam 22.00 atau 22.30.  Enam rakaat pertama dipimpin oleh imam pertama kemudian rakaat ke 7 dan seterusnya dilanjutkan imam kedua. 

    Shalat tahajjud berjama'ah dilaksanakan jam 01.00 selesai jam 02.00 kemudian dengan witir 3 rakaat yaitu 2 plus 1. 

    Ada yang berbeda suasana tarwih dan shalat tahajjudi di Masjidil Haram dibanding di tanah air Indonesia. Jika di Masjidil Haram dari hari ke hari jumlah jama'ah semakin banyak dan puncaknya pada 10 malam terakhir bahkan mereka menginap di masjid artinya jika mereka datang untuk shalat isya lanjut tarwih umumnya mereka tidak pulang tapi tinggal untuk menunggu shalat tahajjud bahkan masih banyak yang sekalian sahur lanjut shalat subuh. Jadi mereka bawa bekal puasa dan bekal untuk sahur. Umumnya mereka akan berkelompok lalu saling menukar menu makanan. Kesan saya mereka merasa berat ditinggalkan oleh bulan ramadhan. 

    Sedangkan di tanah air Indonesia justru sebaliknya yang terjadi semakin hari semakin berkurang jema'ah tarwihnya, jamaah banyak pada awal ramadhan kemudian terus berkurang pada hari hari terakhir. Menghidupkam 10 malam terakhir belum membudaya. Masjid yang melaksanakan shalat tahajjud berjama'ah pun masih kurang.

    Laporan jurnalistik  ini dibuat sekitar 02.30 waktu setempat sambil menunggu sahur. Tentu juga menanti datangnya malam Lailatur Qadar. Semoga kita semua bisa bertemu dengan malam yang lebih baik dari 1000 bulan, Aamiin.

    dr Hisbullah Amin
    editor: eshadi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini