• Jelajahi

    Copyright © BNRI NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mangenal Candi Brahu Sebagai Salah Satu Peninggalan Purbakala Zaman Majapahit

    Minggu, 10 Oktober 2021, 19:41 WIB Last Updated 2021-10-10T12:41:05Z
    -
    -


    Mojoketo | BNRI NEWS

    Mojokerto memiliki banyak benda bersejarah peninggalan purbakala zaman kerajaan Majapahit. Salah satu peninggalan benda purbakala dari kerajaan Majapahit adalah Candi Brahu.
    Candi Brahu terletak di dusun Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Dari arah Kota Mojokerto menuju keselatan sekitar 20 km. Kalau ditempuh dengan kendaraan mobil sekitar 40 menit dari kota Mojokerto.

    Nama Candi Brahu berasal dari kata “Wanaru atau Warahu” berarti bangunan suci seperti yang telah tersebut dalam prasasti tembaga “Alasantan” yang ditemukan sekitar 45 meter sebelah barat dari candi Brahu. Prasasti ini dibuat pada tahun 861 Saka atau tepatnya pada 9 September 939 M, atas perintah Mpu Sindok dari Kahuripan.
    Menurut masyarakat sekitar, Candi Brahu dulunya berfungsi sebagi tempat kremasi bagi raja-raja Brawijaya. Namun menurut hasil penelitian, di candi tersebut tidak ditemukan tanda adanya bekas abu atau mayat, karena bilik candi dalam kondisi kosong.

    Candi Brahu menghadap ke barat,mempunyai bentuk segi empat berukuran 18 x 22,5 meter, dengan ketinggian 20 meter. Candi ini terbuat dari batu bata merah sama dengan bahan bangunannya candi lain yang ditemukan di Trowulan.

    Ketika pada waktu ekskavasi, dilokasi candi Brahu banyak ditemukan alat-alat upacara dari logam, perhiasan dari emas, patung-patung logam yang menunjukan ciri-ciri ajaran Budha, sehingga disimpulkan candi Brahu merupakan candi Budha.

    Candi Brahu mulai dipugar pada tahun1990, dan selesai pada tahun 1995 dengan hasil bangunan seperti apa yang bisa dilihat sekarang.
    Menurut Koordinator Wilayah Situs Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Propinsi Jawa Timur Pak Said, dengan diberlakukannya PPKM, untuk sementara waktu Candi Brahu ditutup untuk umum. Namun untuk keperluan penelitiann pendidikan dan pengambilan foto dokumen diperbolehkan asal ada izin dari kantor BPCB.

    Dampak dengan penutupan sementara Candi Brahu, menyebabkan pendapatan pedagang yang ada di sekitar candi tersebut menurun dratis.
    Karsono (35 th) mengaku dengan ditutupnya candi Brahu, pendapatannya turun 50 %.
    “Biasanya tiap hari Sabtu dan Minggu rame pak, kalau tidak ada PPKM saya bisa mendapatkan pendapatan 100 ribu lebih, karena tutup paling banyak ya Rp. 50 ribu,” keluh Karsono pedagang pentol di depan Candi Brahu.
    Dari pengamatan Jurnalis BNRI News Minggu (10/10/2021), banyak wisatawan lokal yang datang dari berbagai daerah Jawa Timur merasa kecewa atas ditutupnya obyek wisata situs di Trowulan.
    Yulia Rahman(27 th), seorang wisatawan dari Malang menyampaikan rasa kecewanya atas penutupan beberapa candi yang ada di Trowulan.
    “Kami berlima dari Malang pingin lihat-lihat candi, sampai sini kok tutup semua, ya kecewalah pak, jauh-jauh kesini hanya lihat dari luar pager,” ujar Yulia mengakhiri wawancara dengan Jurnalis BNRI News.
    Sumber data: BPCB Prop. Jatim.

    (Nanang H)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini